Selasa, 04 Februari 2014

tips aman berkendara

Tips Aman Berkendara



1.                  Lakukan pengecekan rutin terhadap kendaraan anda.
Apapun kendaraan anda baik mobil atau motor, pengecekan terhadap mesin kendaraan merupakan hal yang perlu diperhatikan. Sebisa mungkin apabila kita akan melakukan perjalanan jauh, atau mudik. Satu hari sebelum perjalanan lakukan pengecekan dan service ringan terhadap mesin kendaraan anda, termasuk kondisi tekanan udara ban, minyak, oli, kondisi rem, kaca spion dan lampu.
2.                  Jangan lupa membawa kelengkapan surat kendaraan
Kelengkapan surat kendaraan akan membuat anda merasa aman dijalanan, periksa SIM dan juga STNK kendaraan. Dengan adanya kelengkepan surat kendaraan maka anda terhindar dari rasa takut ditilang sama polisi.
3.                  Membawa kelengkapan keamanan
Bagi pengendara motor helm merupakan hal yang penting untuk menjaga kepala kalau terjadi benturan, disamping itu melindungi mata dari debu jalanan. Juga jangan lupa untuk membawa jaket, sarung tangan, dan memakai sepatu. Jika anda menggunakan mobil gunakan selalu sabuk pengaman, ban serep, dan juga persiapan p3k dalam mobil anda.
4.                  Mematuhi peraturan lalu lintas
Peraturan lalu lintas ditegakkan agar supaya dapat menjamin keselamatan para pengendara. Oleh karena itu, mematuhi lalu lintas merupakan kewajiban bagi kita semua sebagai pengguna jalan.
5.                  Tepat perhitungan dalam berkendara
Mengurangi kecepatan ketika melewati keramaian atau perkampungan. Dan menambah kecepatan dijalan lurus dan kosong. Usahakan agar berkendara pada siang hari agar pandangan tidak tergangu. Dengan berhati-hati dalam berkendara, semoga kita dapat selamat sampai tujuan.

6.          Jangan terburu-buru. Persiapkanlah waktu yang cukup untuk sampai ke tujuan, tanpa Anda harus terburu-buru dan memacu kendaran Anda secara berlebihan. Menyetir dalam keadaan tergesa-gesa dan panik mungkin saja mengakibatkan Anda celaka.
7.         Atur posisi duduk. Carilah posisi senyaman mungkin. Jika Anda menyetir dalam keadaan gelisah, kontrol terhadap kemudi dan keadaan sekitar pun bisa berkurang.
8.          Hindari menaruh barang-barang yang dapat mengganggu fokus berkendara. Meskipun barang-barang tersebut berupa benda-benda hiasan. Barang-barang tersebut, terutama yang bergerak, dapat menyebabkan Anda menjadi tidak fokus saat menyetir.
9.         Jika perlu, atur ulang posisi kaca spion. Atur arah ke berbagai sudut sehingga didapat posisi yang pas dan mengurangi area ‘blind spot’. Sehingga anda pun bisa dengan mudah memantau kendaraan lain yang ada di belakang ataupun di samping-kanan kiri mobil Anda.
10.       Pastikan setiap barang berada di tempatnya. CD, buku, peta, atau map yang tercecer, terutama di dashboard, sangat mungkin berjatuhan jika mobil mengerem atau berguncang. Akibatnya, Anda akan sibuk membereskan dan mengabaikan kondisi jalan.
11.       Tetap perhatikan jalan dan usahakan tidak mengalihkan pandangan. Dengan memperhatikan jalan, Anda akan selalu waspada jika terjadi sesuatu di depan atau di samping kanan-kiri kendaraan Anda.
12.       Perhatikan pengemudi lain. Mobil-mobil di sekitar Anda pun bisa menjadi penyebab terjadinya kecelakaan, terutama pengemudi yang mengantuk. Mobil dengan pengendara yang mengantuk memiliki ciri-ciri melaju terlalu dekat di belakang mobil lain, berpindah-pindah lajur, mengerem tanpa sebab, dan mempercepat laju mobil kemudian melambatkannya lagi secara tak tentu. Jika Anda berhadapan dengan pengemudi seperti ini, sebisa mungkin, hindarilah.


PENTINGNYA HELM


PENTINGNYA MEMAKAI HELM, MELINDUNGI KEPALA DARI RESIKO CIDERA DAN KEMATIAN




AMeninggalnya Ustadz Uje panggilan akrab Ustad Jeffry Al-Buchory mengingatkan kita para Biker’s agar selalu berhati-hati di jalan. Utamakan Safety dalam berkendara, selalu gunakan Helm yang berstandar SNI. Menggunakan Helm berstandar SNI bukan bertujuan agar tidak ditilang polisi akan tetapi bertujuan mengamankan diri anda khususnya bagian Kepala. Selain Helm, kesehatan pengendara juga salah satu hal yang terpenting, dan  hal terpenting dalam berkendara adalah mematuhi rambu-rambu lalu lintas dan tidak memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi. Pastikan pengikat Helm terkunci hingga bunyi “Klik”. Helm Full face lebih maximal dalam melindungi bagian kepala anda.
Sebagian dari korban cedera kepala yang berat mengalami kerusakan otak secara permanen. Helm yang memenuhi standar keselamatan dan digunakn dengan tepat akan melindungi pengguna sepeda motor dari resiko tersebut. Mengingat helm merupakan perlengkapan keselamatan bagi pengedara sepeda motor, maka dalam memproduksi helm tersebut harus memenuhi ketetapan Helm Standart Nasional Indonesia yang tertuang dalam SNI. Standart tersebut harus terpenuhi pada semua aspek manufacturing, mulai dari pemilihan bahan, cara produksi sampai dengan cara pemeriksaan dan uji kualitas.
Dua Tipe Helm SNI
Terdapat 2 tipe helm SNI yaitu :
1. Helm standar tertutup (full face)dengan bentuk menutup kepala atas, bagian leher dan bagian mulut, yang memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap angin, debu, air, batu dan serangga, juga memberikan perlindungan bagi rahang dan gigi.
2. Helm Standar terbuka (open face), dengan bentuk helm yang menutup kepala sampai dengan bagian leher dan menutup depan kuping (telinga).

Struktur dan Kontruksi Helm Memiliki Tiga Lapisan
Struktur helm yang baik terdiri dari 3 lapisan, yaitu :
1. Lapisan luar yang keras (hard outer shell) yang merupakan bagian terluar dari helm yang berfungsi untuk pecah jika mengalami benturan untuk dapat mengurangi dampak tekanan sebelum sampai ke kapala, bahan ini terbuat dari bahan polycarbonate.
2. Lapisan dalam yang tebal (inside shell or liner) yang berfungsi untuk meredam benturan dan gesekan ketika helm bersentuhan dengan objek tak bergerak. Tujuannya untuk melindungi tulang tengkorak dari keretakan, lapisan ini terbuat dari bahan polystyrene (Styrofoam).
3. Lapisan dalam yang lunak (comfort padding) merupakan bagian dalam yang terdiri dari bahan lunak dan kain untuk menempatkan kepala secara pas dan tepat di dalam rongga helm.

Prinsip yang benar dalam menggunakan Helm adalah;
  • Pilih helm yang benar , yang memenuhi standar SNI, pilih yang sesuai dengan ukuran kepala, dan pilih warna helm yang terang.
  • Pakai helm dengan benar.
  • Pasang helm dengan benar (kencangkan tali pengikat dagu dan kunci sampai terdengar‘Klik’.

“SAYANGI DIRIMU, SAYANGI HARTAMU, SAYANG KEPALAMU, PAKAILAH HELM” berhati-hatilah di jalan. 

JENIS KERUSAKAN PADA PERKERASAN LENTUR

JENIS KERUSAKAN PADA PERKERASAN LENTUR

. JENIS KERUSAKAN PADA PERKERASAN LENTUR
Menurut  Manual Pemeliharaan  1alan No  : 03/MN/B/1983 yang  dikeluarkan  oleh  Direktorat 1enderal Bina  Marga, kerus akan jalan dapat dibedakan at as :
1  Retak (crack ing)
2  Distorsi (distortion)
3  Cacat permukaan (disintegration)
4  Pengaus an (polished aggregate)
5  Kegemukan (bleeding orflushing)
6. Penurunan pada bekas penanaman utilitas (utility cut depression)


1. Retak (cracking) dan penyebabnya Retak yang terjadi pada lapisan permukaan jalan dapat dibedakan atas :
a.             Retak halus (hair cracking), lebar celah lebih kecil atau samna dengan 3 mm, penyebab adalah bahan perkerasan yang kurang baik, tanah dasar atau bagian perkerasan di bawah lapis permukaan kurang stabil. Retak halus ini dapat meresapkan air ke dalam lapis  permukaan. Untuk pemeliharaan  dapat  dipergunakan  lapis  latasir,  atau  buras .  Dalam tahap  perbaikan sebaiknya dilengkapi dengan perbaikan sis tem drainase. Retak rambut dapat berkembang menjadi retak kulit buaya.
b.            Retak  kulit  buaya  (alligator  cracks),  lebar celah lebih besar atau sama dengan 3 mm. Saling merangkai membentuk serangkaian kotak-kotak kecil yang menyerupai kulit buaya. Retak ini dis ebabkan oleh bahan perkerasan yang kurang baik, pelapukan permukaan, tanah dasar atau bagian perkerasan di bawah lapis permukaan kurang stabil, atau bahan lapis pondasi dalam keadaan jenuh air (air tanah baik). Umumnya daerah dimana terjadi retak kulit buaya tidak luas . Jika daerah dimana terjadi retak kulit buaya luas , mungkin hal ini disebabkan oleh repetisi beban lalulintas yang melampaui beban yang dapat  dipikul oleh lapisan  permukaan tersebut. Retak kulit  buaya untuk sementara dapat  dipelihara dengan mempergunakan lapis  burda, burtu, ataupun latas ton, jika  eelah ~  3 mm. Sebaiknya  bagian  perkerasan yang  telah mengalami retak kulit buaya akibat air yang merembes masuk ke lapis pondasi dan tanah dasar diperbaiki dengan cara dibongkar dan membuang bagian-bagian yang basah, kemudian dilapis kembali dengan bahan yang sesuai. Perbaikan harus  disertai dengan  perbaikan  drainase  di sekitarnya. Kerus akan  yang  disebabkan  oleh  beban  lalulintas  harus diperbaiki dengan memberi lapis  tambahan. Retak kulit buaya dapat dires api oleh air sehingga lama kelamaan akan menimbulkan lubang-lubang akibat terlepas nya butir-butir.
c.             Retak  pinggir (edge cracks), retak memanjang jalan dengan atau tanpa lubang yang mengarah ke bahu jalan dan terletak dekat bahu. Retak ini disebabkan oleh tidak baiknya sokongan dari arah samping, drainase kurang baik, terjadinya penyusutan tanah, atau terjadinya settlement di bawah daerah tersebut. Akar tanaman yang tumbuh di tepi perkeras an dapat pula menjadi sebab terjadinya retak pinggir ini. Di lokasi retak, air dapat meresap yang dapat semakin merusak lapis permukaan.Retak dapat diperbaiki dengan mengisi celah dengan campuran aspal cair dan pasir. Perbaikan drainase harus dilakukan, bahu jalan diperlebar dan dipadatkan. Jika pinggir perkerasan mengalami penurunan, elevasi dapat diperbaiki dengan mempergunakan hotmix. Retak ini lama kelamaan akan bertambah besar disertai dengan terjadinya lubang-Iubang.
d.            Retak sambungan bahu dan perkerasan (edge joint cracks), retak memanjang yang umumnya terjadi pada sambungan bahu dengan perkerasan. Retak dapat disebabkan dengan kondisi drainase di bawah bahu jalan lebih buruk dari pada di bawah perkerasan, terjadinya settlement di bahu  jalan, penyusutan material bahu atau perkerasan jalan, atau akibat lintasan truck, kendaraan berat di bahu jalan. Perbaikan dapat dilakukan seperti perbaikan retak refleksi.


e.             Retak sambungan jalan (lane joint cracks), retak memanjang yang terjadi pada    sambungan 2 lajur lalulintas . Hal ini disebabkan tidak baiknya ikatan sambungan kedua lajur. Perbaikan dapat dilakukan dengan memas ukkan campuran aspal cair dan pasir ke dalam celah-celah yang terjadi. Jika tidak diperbaiki, retak dapat berkembang menjadi lebar karena terlepasnya butir-butir pada tepi retak dan meresapnya air ke dalam lapisan.

f.             Retak  sambungan pelebaran jalan (widening cracks), adalah retak memanjang yang terjadi pada sambungan antara perkerasan lama dengan perkerasan pelebaran. Hal ini disebabkan oleh perbedaan daya dukung di bawah bagian pelebaran dan bagian jalan lama, dapat juga disebabkan oleh ikatan antara sambungan yang tidak baik. Perbaikan dilakukan dengan mengisi celah- celah yang timbul dengan campuran aspal cair dengan pasir. Jika tidak diperbaiki, air dapat meresap masuk ke dalam lapisan perkerasan melalui celah-celah, butir-butir dapat lepas dan retak bertambah besar
g.             Retak refleksi (ref lection cracks), retak memanjang, melintang, diagonal, atau membentuk kotak. Terjadi pada lapis tambahan (overlay) yang menggambarkan pola retakan di bawahnya. Retak refleksi dapat terjadi jika retak pada perkerasan lama tidak diperbaiki secara baik sebelum pekerjaan overlay dilakukan. Retak refleksi dapat pula terjadi jika gerakan vertikal/horozontal di bawah lapis tambahan sebagai akibat perubahan kadar air pada jenis tanah yang ekspansif.Untuk retak memanjang,  melintang,  dan digonal perbaikan dapat dilakukan dengan  mengisi celah dengan campuran aspal cair  dan  pasir.  Untuk  retak  berbentuk  kotak  perbaikan  dilakukan  dengan  membongkar  dan  melapis  kembali dengan bahan yang sesuai.
h.            Retak  susut (shrinkage cracks), retak yang saling bersambungan membentuk kotak kotak besar dengan sudut tajam. Retak disebabkan oleh perubahan volume pada lapisan permukaan yang memakai aspal dengan penetrasi rendah, atau perubahan  volume pada  lapisan  pondasi dan  tanah  dasar.  Perbaikan  dapat dilakukan  dengan  mengisi celah  dengan campuran aspal cair dan pasir dan melapisi dengan burtu.


i .             Retak selip (slippage  cracks),  retak yang bentuknya melengkung  seperti bulan sabit.  Hal ini terjadi disebabkan oleh kurang baiknya ikatan antara lapis permukaan dengan lapis di bawahnya. Kurang baiknya ikatan dapat disebabkan oleh adanya debu, minyak, air, atau benda non-adhesif lainnya, atau akibat tidak diberinya tack coat sebagai bahan pengikat di antara kedua lapisan. Retak selip pun dapat terjadi akibat terlau banyaknya pasir dalam campuran lapisan permukaan, atau kurang baiknya pemadatan  lapis permukaan.  Perbaikan dapat dilakukan dengan membongkar bagian yang rusak dan menggantikannya dengan lapisan yang lebih baik.


2.          Distorsi (Distortion) Distorsil perubahan bentuk dapat terjadi akibat lemahnya tanah dasar, pemadatan yang kurang pada lapis pondasi, sehingga terjadi tambahan pemadatan akibat beban lalulintas.
Sebelum perbaikan dilakukan sewajarnyalah ditentukan terlebih dahulu jenis dan penyebab distorsi yang terjadi. Dengan demikian dapat ditentukan jenis penanganan yang cepat. Distorsi (distrotion) dapat dibedakan atas :
a.        Alur (ruts), yang terjadi pada lintasan roda sejajar dengan as jalan. Alur dapat merupakan tempat menggenangnya air
hujan yang jatuh di atas permukaan jalan, mengurangi tingkat kenyamanan, dan akhirnya dapat timbul retak-retak. Terjadinya alur disebabkan oleh lapis perkerasan yang kurang padat, dengan demikian terjadi tambahan pemadatan akibat   repetisi  beban   lalulintas   pada  lintasan   roda.   Campuran   aspal  dengan   stabilitas   rendah   dapat   pula menimbulkan dejormasi plastis. Perbaikan dapat dilakukan dengan memberi lapisan tambahan dari lapis permukaan yang sesuai


b.        Keriting (corrugation), alur yang terjadi melintang jalan. Dengan timbulnya lapisan permukaan yang keriting ini pengemudi akan merasakan ketidaknyamanan mengemudi. Penyebab kerusakan ini adalah rendahnya stabilitas campuran yang berasal dari terlalu tingginya kadar aspal, terlau banyak mempergunakan agregat halus , agregat berbentuk bulat dan berpermukaan penetrasi yang tinggi. Keriting dapat juga terjadi jika lalulintas dibuka sebelum perkerasan mantap (untuk perkerasan yang mempergunakan aspal cair). Kerusakan dapat diperbaiki dengan :
Jika lapis permukaan yang berkeriting itu mempunyai lapis pondasi agregat, perbaikan yang tepat adalah dengan menggaruk kembali, dicampur dengan lapis pondasi, dipadatkan kembali dan diberi lapis permukaan baru. Jika lapis permukaan bahan pengikat mempunyai ketebalan >5 cm, maka lapis tipis yang mengalami keriting tersebut diangkat dan diberi lapis permukaan yang baru.
c.        Sungkur (shoving), deformasi plastis yang terjadi setempat, di tempat kendaraan sering berhenti, kelandaian curam, dan tikungan tajam. Kerusakan dapat terjadi dengan/tanpa
d.        Amblas (grade  depressions),  terjadi setempat, dengan atau tanpa retak. Amblas dapat terdeteksi dengan adanya air yang tergenang. Air tergenang ini dapat meresap ke dalam lapisan perkerasan yang akhirnya menimbulkan lubang. Penyebab amblas adalah beban kendaraan  yang melebihi apa yang  direncanakan, pelaksanaan yang kurang baik, atau penurunan bagian perkerasan dikarenakan tanah dasar mengalami settlement.
e.        Jembul (upheaval), terjadi setempat, dengan atau tanpa retak. Hal ini terjadi akibat adanya pengembangan tanah das ar pada tanah das ar eks pans if. Perbaikan dilakukan dengan membongkar bagian yang rus ak dan melapis inya kembali .

3. Cacat  permukaan  (disintegration), yang  mengarah kepada  kerusakan  secara kimiawi  dan  mekanis  dari lapisan perkerasan.
Yang termasuk dalam cacat permukaan ini adalah :
a.        Lubang (potholes), berupa mangkuk, ukuran bervariasi dari kecil sampai besar. Lubang-Iubang ini menampung dan meresapkan air ke dalam lapis permukaan yang menyebabkan semakin parahnya kerusakan jalan.Lubang-lubang  tersebut  diperbaiki  dengan  cara  dibongkar  dan  dilapis  kembali.  Perbaikan  yang  bersifat  permanen disebut juga deep patch (tambalan dalam), yang dilakukan sebagai berikut :
i. Bersihkan lubang dari air dan material-material yang lepas.
ii. Bongkar  bagian lapis  permukaan  dan pondasi sedalam-dalamnya  sehingga mencapai  lapisan yang kokoh (potong dalam bentuk ynag persegi panjang).
iii. Beri lapis tack coat sebagai lapis pengikat.
iv. Isikan campuran aspal dengan hati-hati sehingga tidak terjadi segregasi.
vi. Padatkan lapis campuran dan bentuk permukaan sesuai dengan lingkungannya.


b.        Pelepasan butir (ravelling),  dapat terjadi secara meluas dan mempunyai efek serta disebabkan oleh hal yang sama dengan lubang. Dapat diperbaiki dengan memberikan lapisan tambahan di atas lapisan yang mengalarni pelepasan butir setelah lapisan tersebut dibersihkan, dan dikeringkan.
c.        Pengelupasan lapisan permukaan (stripping),  dapat disebabkan oleh kurangnya ikatan antara lapis permukaan dan lapis  di bawahnya,  atau terlalu tipisnya lapis  permukaan.  Dapat diperbaiki dengan cara  digaruk,  diratakan,  dan dipadatkan. Setelah itu dilapisi dengan buras.


4. Pengausan (Polished Aggregate) Permukaan jalan menjadi licin, sehingga membahayakan kendaraan. Pengausan terjadi karena agregat berasal dari material yang tidak tahan aus terhadap roda kendaraan, atau agregat yang dipergunakan  berbentuk bulat dan licin,  tidak berbentuk cubical. Dapat diatasi dengan menutup lapisan dengan latasir, buras, atau latasb
5. Kegemukan (bleeding or flushing)
Permukaan menjadi licin. Pada temperatur tinggi, aspal menjadi lunak dan akan terjadi jejak roda. Berbahaya bagi kendaraan. Kegemukan (bleeding) dapat disebabkan pemakaian kadar aspal yang tinggi pada campuran aspal, pemakaian terlalu banyak aspal pada pekerjaan prime coat atau tack coat. Dapat diatasi dengan menaburkan agregat panas dan kemudian dipadatkan, atau lapis aspal diangkat dan kemudian diberi lapis an penutup.

6. Penurunan Pada  Bek as Penanaman Utilitas  (utility cut depression)
Terjadi di sepanjang bekas penanaman utilitas . Hal ini terjadi karena pemadatan yang tidak memenuhi syarat. Dapat diperbaiki dengan dibongkar kembali dan diganti dengan lapis yang sesuai.




HAL YANG DAPAT MENYEBABKAN KECELAKAAN

HAL YANG DAPAT MENYEBABKAN KECELAKAAN
Hal yang mengakibatkan kecelakaan Lalu Lintas ::
Belakangan ini kecelakaan kendaraan bermotor semakin meningkat. Baik itu terjadi pada lalu lintas di dalam kota, maupun luar kota. Lalainya para pengguna jalan atau pengendara kendaraan-lah yang sering menjadi faktor utama terjadinya kecelakaan. Untuk menghindari bencana yang tidak diinginkan ini, berikut ini  5 penyebab kecelakaan yang patut diwaspadai.
Faktor yang pertama yaitu genangan air. Memasuki musim penghujan, dapat dipastikan banyak genangan yang tercipta akibat kondisi jalan yang tidak mulus atau bergelombang. Melaju dengan kecepatan di atas 60 km per jam membuat daya cengkeram ban pada aspal mulai berkurang, bahkan bisa hilang. Air merupakan materi penghalang antara ban dan permukaan jalan. Akan lebih berbahaya lagi ketika tapak ban Anda sudah tipis. Kecenderungan yang kerap terjadi adalah mobil secara tiba-tiba akan menarik ke kanan atau ke kiri.
Hal yang kedua adalah pecah ban. Hal ini sama bahayanya dengan genangan. Bukan hanya mobil yang susah dikendalikan, melainkan mobil juga bisa tiba-tiba oleng dan terbalik karena beda ketinggian mobil akibat ban meletus. Apalagi saat melaju dalam kecepatan yang cukup tinggi. Pastikan bahwa kondisi ban Anda masih layak digunakan.
Selanjutnya yang juga menjadi faktor kecelakaan yang perlu diwaspadai adalah jalan bergelombang. Ketika mobil melaju kencang dan melewati gelombang, yang terjadi adalah mobil sedikit melayang. Bahkan, bagian belakang sering tak bisa diatur, terlebih jika kondisi suspensi sudah jelek. Jalan yang tidak rata ini menyebabkan mobil melayang karena ban tidak menempel dengan baik sehingga kehilangan traksi.
Faktor yang keempat yaitu rem blong ataupun slip. Hal ini sudah pasti akan membuat mobil lepas kontrol dan sulit untuk diperlambat. Apalagi pada mobil dengan transmisi otomatis yang hanya mengandalkan rem tanpa engine brake. Sebaiknya selalu lakukan pengecekan pada sistem pengereman sebelum bepergian.

Dan hal penyebab yang terakhir adalah human error. Faktor ini merupakan penyumbang terbesar kecelakaan lalu lintas. Beberapa contohnya adalah memacu kendaraan melampaui kemampuan mengemudi, mengantuk, reaksi yang berlebihan ketika mobil mengalami gejala negatif pengendalian, seperti limbung, oversteer, ataupun understeer. Selain itu, menurunnya konsentrasi pengemudi karena sibuk ber-SMS, telepon, dan makan sambil menyetir.