Mengurangi Kecelakaan dengan Infra Merah
Ahmad Lutfie | Selasa, 26 November 2013 | 06:49 WIB | Dibaca: 431 | Komentar: 0
DALAM survei pengguna mobil, pengemudi salah menekan pedal rem, keliru menginjak gas termasuk penyebab angka kecelakaan tinggi. Ketika salah injak gas, justru mobil melesat dan bisa menabrak. Kasus seorang wanita dengan anaknya ketika akan parkir di lantai atas di sebuah supermarket Jakarta, sehingga mobil jatuh dari lantai atas beserta pengemudinya, adalah salah satu contoh kasus yang diebut 'pedal misaplication'.
Atau tingginya angka kecelakaan karena pengemudi ngantuk, adalah masalah yang terus terjadi sampai kini, termasuk di Indonesia. Itulah sebabnya, Daihatsu Motor Company (DMC) juga mengembangkan teknologi untuk mengatasi masalah tersebut.
Atau tingginya angka kecelakaan karena pengemudi ngantuk, adalah masalah yang terus terjadi sampai kini, termasuk di Indonesia. Itulah sebabnya, Daihatsu Motor Company (DMC) juga mengembangkan teknologi untuk mengatasi masalah tersebut.
"Selain teknologi penghematan bahan bakar dan ramah lingkungan, kami juga berhasil menemukan teknologi yang kami sebut 'smart assist'" kata Hirashi Shiraiwa, divisi prencana DMC di Kyusu, Jepang, akhir pekan lalu.
Tombol hemat BBM dan infra merah di mobil Daihatsu.
Teknologi smart assist, pada dasarnya bisa mengantisipasi kecelakaan atau 'precrash system'. Dalam ujicoba di pabrik Daihatsu Kyushu tersebut wartawan KR mencoba mobil yang sudah menggunakan teknologi tersebut. Sistem teknologi tersebut pada dasarnya menggunakan sinar infra merah yang dipancarkan dari mobil Daihatsu Tanto. Pancaran tersebut menangkap reflektor pada benda-benda di depannya sehingga pada jarak 1-2 meter saat dalam kecepatan 10-20 km bisa berhenti mendadak. Andai pengemudi ngantuk, maka mobil pun akan berhenti dengan sendirinya. Dalam test mengemudi tersebut, pada jarak 10 meter pedal dilepas, mobil yang meluncur bisa langsung berhenti.
Demikian juga dalam kecelakaan salah injak pedal atau 'pedal misaplication'. Ketika pengemudi akan menginjak pedal rem tetapi keliru gas, maka saat itu juga mengeluarkan bunyi ..bib..bib... dalam waktu 8 detik, pengemudi akan segera menyadari dan menginjak rem, sehingga bisa selamat dari kecelakaan.
"Salah injak pedal, memang menjadi masalah tinggi dalam survei kami" tambah Hiroshi.
Teknologi tersebut memang belum digunakan DMC ke Indonesia, Mungkinkah akan sampai ke Indonesia? Dia mengatakan sangat mungkin bisa, tergantung permintaan Indonesia. Namun tentu perlu survei lebih jauh mengenai lalu lintas di Indonesia yang banyak macet. Tai ketika Smart assist sudah diluncurkan di Jepang sejak Desember 2012. Hingga sekarang sudah sekitar 100.000 pengguna di jalanan. Sedangkan harga teknologi smart assit sekitar 5000 Yen atau Rp 5, 9 Juta rupiah. (Bersambung)