KOTA
HUMANIS
Integrasi
Guna Lahan & Transportasi di Wilayah Suburan
Oleh
: Shirly Wunas.
Penerbit
: Brilian Internasional Surabaya.
Kota Humanis adalah konsep kota yang
mempertimbangkan faktor kemanusiaan dengan konsep kota kompak,terproyeksi
(Smart Growth) dengan konsep hemat energi ,ekologis , Transportasi humanis,
ramah lingkungan ,& layak huni. Aspek ruang kota tidak hanya behubungan
dengan ruang terbuka hijau / lingkungan hidup , tetapi merupakan rencana fisik
dan ekologi kota yang sesuai dengan kebutuhan sosial, budaya, dan ekonomi
masyarakat. Akan tetapi saat ini perkembangan kota di Indonesia lebih
mengutamakan pembangunan fungsional , cenderung dengan pola kota yang tidak
terstruktur (Urban Sprawl). Perkembangan pemukiman terpisah dengan fasilitas
publik sehingga untuk mencapai berbagai fasilitas publik ditempuh dengan jarak
yang jauh dan memberi dampak pada pemborosan energi , pemborosan dana
transportasi, dan pencemaran lingkungan hidup.
Beberapa komponen untuk mencapai
Kota Humanis adalah perencanaan ruang kota dan wilayah secara terpadu , khususnya Tata Guna Lahan dan
Transportasi dengan perencanaan pemukiman dan Transportasi. Perencanaan ruang
kota yang hijau , bersih, dan menyediakan infrastruktur kota yang peduli
terhadap perempuan, anak-anak, lansia , dan penyandang cacat.
Beberapa metode pendekatan yang
tepat untuk merencanakan Kota Humanis adalah konsep perencanaan penggunaan
lahan multifungsi (Mixed Land Use) , yang mendekatakan fasilitas umum di
sekitar perumahan sehingga mengurangi kemacetan Lalu Lintas. Konsep perencanaan
tersebut mencakup konsep kota ramping dan kompak (Compact City) , kota yang
terprediksi pertumbuhannya (Smart Growth) , ramah terhadap pejalan kaki dan pesepeda (Walkable City)
yang dilengkapi dengan tempat transit (Transit Development/ TOD)
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam
perencanaan pemukiman
1. Aspek
Ruang : perencaan site yang
kompak antara fungsi wisma, suka, karya, dan
marga.
2.
Aspek
Bangunan : Menghemat penggunaan
energi bangunan dengan mengupayakan pencahayaan , penghawaan alami , dan
mengupayakan konversi energi yang dapat diperbaharui.
3.
Aspek
Transportasi : menyediakan jalur
pejalan kaki, jalur sepeda, dan akses mudah bagi penyandang cacat , lansia ,
anak-anak, perempuan . menyediakan angkutan umum dan akses capai yang aman dan
nyaman.
4.
Aspek
Keterlanjutan : memaksimalkan ruang
terbuka hijau (minimal 40%) , pemilihan tanaman peneduh, dan dapat mereduksi
CO2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar