Rabu, 08 Januari 2014

KOTA HUMANIS
Integrasi Guna Lahan & Transportasi di Wilayah Suburan
Oleh                 : Shirly Wunas.
Penerbit            : Brilian Internasional Surabaya.

            Kota Humanis adalah konsep kota yang mempertimbangkan faktor kemanusiaan dengan konsep kota kompak,terproyeksi (Smart Growth) dengan konsep hemat energi ,ekologis , Transportasi humanis, ramah lingkungan ,& layak huni. Aspek ruang kota tidak hanya behubungan dengan ruang terbuka hijau / lingkungan hidup , tetapi merupakan rencana fisik dan ekologi kota yang sesuai dengan kebutuhan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat. Akan tetapi saat ini perkembangan kota di Indonesia lebih mengutamakan pembangunan fungsional , cenderung dengan pola kota yang tidak terstruktur (Urban Sprawl). Perkembangan pemukiman terpisah dengan fasilitas publik sehingga untuk mencapai berbagai fasilitas publik ditempuh dengan jarak yang jauh dan memberi dampak pada pemborosan energi , pemborosan dana transportasi, dan pencemaran lingkungan hidup.
            Beberapa komponen untuk mencapai Kota Humanis adalah perencanaan ruang kota dan wilayah secara  terpadu , khususnya Tata Guna Lahan dan Transportasi dengan perencanaan pemukiman dan Transportasi. Perencanaan ruang kota yang hijau , bersih, dan menyediakan infrastruktur kota yang peduli terhadap perempuan, anak-anak, lansia , dan penyandang cacat.
            Beberapa metode pendekatan yang tepat untuk merencanakan Kota Humanis adalah konsep perencanaan penggunaan lahan multifungsi (Mixed Land Use) , yang mendekatakan fasilitas umum di sekitar perumahan sehingga mengurangi kemacetan Lalu Lintas. Konsep perencanaan tersebut mencakup konsep kota ramping dan kompak (Compact City) , kota yang terprediksi pertumbuhannya (Smart Growth) , ramah terhadap  pejalan kaki dan pesepeda (Walkable City) yang dilengkapi dengan tempat transit (Transit Development/ TOD)
            Hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan pemukiman
1.      Aspek Ruang                : perencaan site yang kompak antara fungsi wisma, suka, karya, dan    marga.

2.       Aspek Bangunan           : Menghemat penggunaan energi bangunan dengan mengupayakan pencahayaan , penghawaan alami , dan mengupayakan konversi energi yang dapat diperbaharui.

3.       Aspek Transportasi       : menyediakan jalur pejalan kaki, jalur sepeda, dan akses mudah bagi penyandang cacat , lansia , anak-anak, perempuan . menyediakan angkutan umum dan akses capai yang aman dan nyaman.

4.       Aspek Keterlanjutan      : memaksimalkan ruang terbuka hijau (minimal 40%) , pemilihan tanaman peneduh, dan dapat mereduksi CO2.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar